Mengembangkan Pemikiran Inovatif
Mengembangkan Pemikiran Inovatif - Pada Artikel sebelumnya telah saya jelaskan tentang pengertian inovatif dan kreatif. Kini saatnya kita melanjutkan pembahasan masalah bagaimana cara mengembangkan pemikiran Inovatif.
Pemikiran inovatif adalah tanda mengenal di dada masyarakat dan umat kita, kekayaan nasional yang harus kita jaga dan pelihara, serta kita dukung eksistensinya, karena kita sekarang ini berada pada masa kekayaan sumber daya manusia. Barangsiapa mencapai puncak ilmu, berarti dia akan menguasai puncak dunia. Di samping itu manusia memiliki kemampuan intelektual yang sangat luar biasa. Dengan kemampuan tersebut, ia akan sanggup menciptakan sesuatu yang fenomenal dengan syarat terpenuhinya kondisi yang kondusif.
Seorang inovator akan meciptakan schedule kerja yang baru dan solusi-solusi yang tidak konservatif untuk memecahkan permasalahan yang telah banyak mendera kita.
Seorang yang merenungkan sejarah peradapan kemanusiaan, pasti akan menemukan dokumen tebal yang penuh dengan kemampuan inovasi manusia. Peradaban kemanusiaan itu sendiri tidak lain merupakan hasil dari pemikiran-pemikiran inovasi manusia. Dari gerobak dorong berkembang menjadi motor, lalu menjadi mobil, kemudian berubah menjadi pesawat terbang. Dari kereta api berkembang menjadi komunikasi tanpa kabel dan televisi. Dari obor berkembang menjadi penerangan secara tidak langsung. Dari filmu bisu menjadi sinema bergerak dan bergambar. Lalu ditemukan kekuatan atom dan seterusnya. Semua ini tidak diragukan lagi adalah hasil pemikiran inovatif yang mendalam.
Oleh karena itu, kita dalan semua tingkatan harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memotivasi pemikiran inovatif dan mendayagunakan berbagai sarana bantu untuk memunculkan hal itu. Upaya tersebut bisa berupa curah gagasan dan riset-riset yang membantu mendorong pemikiran agar senantiasa berjalan menuju cakrawala baru.
Semua itu perlu dilakukan karena inovasi sebagaimana yang dijelaskan para ahli. Tak ubahnya seperti suara, tidak bisa ditemukan dalam kekosongan, maka apabila kita mengkonsentrasikan perhatian kepad seseorang yang inovatif tanpa memberikan perhatian kepada lingkungannya atau bingkai wawasan dan kebudayaannya, maka bisa dipastikan kita akan sampai pada teori tentang inovasi yang pincang dan tidak benar.
Para pendidik dituntut pula untuk memperhatikan pemeliharaan inovasi dan memotivasi kreativitas, serta menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan anak didik yang inovatif,
Semua itu karena seorang yang inovatif termasuk kekayaan yang efensial bagi umat juga kelompok kerja yang menjadi afiliasinya. Oleh karena itu, seorang yang inovatif dan kreatif harus mendapatkan orang-orang yang mendengarkan gagasan dan usulanny, merasakan adanya perhatian dan dorongan dari mereka, mendapat restu untuk melakukan berbagai upaya inovatif dan kreatifnya. Serta merasakan bahwa mereka telah mengelola berbagai situasi secara fleksibel dan mudah untuknya. Ia jug aharus merasakan bahwa ladang dihadapannya sangat subur untuk menanamkan keahlian dan kemapuannya untuk bekerja. Dari sini kita harus berpartisipasi dalam pembentukan asosiasi yang menghimpun berbagai komponen masyarakat untuk mendorong keterbukaan, tukar pendapat, partisipasi, kebebasan individual dan penghargaan terhadap nilai keunggulan inovativ dan kreatifitas. Begitu juga untuk mengusahakan terciptanya suasa nyaman bagi orang yang memberi kritik serta nasihat.
Sumber: Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas Berpikir, M. Ahmad Abdul Jawwad, Hal. 39-40, Syamil Cipta Media, 2002.
Pemikiran inovatif adalah tanda mengenal di dada masyarakat dan umat kita, kekayaan nasional yang harus kita jaga dan pelihara, serta kita dukung eksistensinya, karena kita sekarang ini berada pada masa kekayaan sumber daya manusia. Barangsiapa mencapai puncak ilmu, berarti dia akan menguasai puncak dunia. Di samping itu manusia memiliki kemampuan intelektual yang sangat luar biasa. Dengan kemampuan tersebut, ia akan sanggup menciptakan sesuatu yang fenomenal dengan syarat terpenuhinya kondisi yang kondusif.
Seorang inovator akan meciptakan schedule kerja yang baru dan solusi-solusi yang tidak konservatif untuk memecahkan permasalahan yang telah banyak mendera kita.
Seorang yang merenungkan sejarah peradapan kemanusiaan, pasti akan menemukan dokumen tebal yang penuh dengan kemampuan inovasi manusia. Peradaban kemanusiaan itu sendiri tidak lain merupakan hasil dari pemikiran-pemikiran inovasi manusia. Dari gerobak dorong berkembang menjadi motor, lalu menjadi mobil, kemudian berubah menjadi pesawat terbang. Dari kereta api berkembang menjadi komunikasi tanpa kabel dan televisi. Dari obor berkembang menjadi penerangan secara tidak langsung. Dari filmu bisu menjadi sinema bergerak dan bergambar. Lalu ditemukan kekuatan atom dan seterusnya. Semua ini tidak diragukan lagi adalah hasil pemikiran inovatif yang mendalam.
Oleh karena itu, kita dalan semua tingkatan harus menciptakan lingkungan yang kondusif untuk memotivasi pemikiran inovatif dan mendayagunakan berbagai sarana bantu untuk memunculkan hal itu. Upaya tersebut bisa berupa curah gagasan dan riset-riset yang membantu mendorong pemikiran agar senantiasa berjalan menuju cakrawala baru.
Semua itu perlu dilakukan karena inovasi sebagaimana yang dijelaskan para ahli. Tak ubahnya seperti suara, tidak bisa ditemukan dalam kekosongan, maka apabila kita mengkonsentrasikan perhatian kepad seseorang yang inovatif tanpa memberikan perhatian kepada lingkungannya atau bingkai wawasan dan kebudayaannya, maka bisa dipastikan kita akan sampai pada teori tentang inovasi yang pincang dan tidak benar.
Para pendidik dituntut pula untuk memperhatikan pemeliharaan inovasi dan memotivasi kreativitas, serta menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan anak didik yang inovatif,
Semua itu karena seorang yang inovatif termasuk kekayaan yang efensial bagi umat juga kelompok kerja yang menjadi afiliasinya. Oleh karena itu, seorang yang inovatif dan kreatif harus mendapatkan orang-orang yang mendengarkan gagasan dan usulanny, merasakan adanya perhatian dan dorongan dari mereka, mendapat restu untuk melakukan berbagai upaya inovatif dan kreatifnya. Serta merasakan bahwa mereka telah mengelola berbagai situasi secara fleksibel dan mudah untuknya. Ia jug aharus merasakan bahwa ladang dihadapannya sangat subur untuk menanamkan keahlian dan kemapuannya untuk bekerja. Dari sini kita harus berpartisipasi dalam pembentukan asosiasi yang menghimpun berbagai komponen masyarakat untuk mendorong keterbukaan, tukar pendapat, partisipasi, kebebasan individual dan penghargaan terhadap nilai keunggulan inovativ dan kreatifitas. Begitu juga untuk mengusahakan terciptanya suasa nyaman bagi orang yang memberi kritik serta nasihat.
Sumber: Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas Berpikir, M. Ahmad Abdul Jawwad, Hal. 39-40, Syamil Cipta Media, 2002.
Comments
Post a Comment