Mendekati Lebaran, Maling-maling Berkeliaran. Mana PETRUS nih?
Mendekati lebaran ada sebagian orang faqir yang kurang iman menjadikan MALING solusi terakhir.
Untuk apa? untuk merayakan idul fitri.
Tragis, pagi tadi dapat kabar dari rumah kalau Ayam bangkok peliharaan orang tua di gasak maling semua, taksiran kerugian lumayan besar. Ibu sempat syok karena ayam ini satu-satunya buat jaga-jaga untuk menjelang Idul Fitri, membayar zakat dll. Masya Allah, saya menyadari keadaan orang tua saya yang miskin menjadikan keprihatinan yang mendalam. Bagaimana mungkin orang miskin mencuri di tempat orang miskin?
Saya jadi muak dengan dongeng-dongeng fiktif seorang pencuri yang dermawan, mencuri untuk membantu si miskin. Ah, itu dongeng bualan anak-anak dahulu. Tapi untuk jaman sekarang pencuri mana ada yang baik hati. Sekali mencuri tetaplah mencuri meski dengan alasan tidak punya uang untuk lebaran.
Memang beginilah keadaan negeri ini, jika mendekati lebaran. Apalagi orang-orang diatas saya begitu enakknya dapat parcel lebaran dengan Amplop segepok uang, PNS dengan tunjangan-tunjangan THR nya, lebaran dengan mobil dinas. Beda dengan kami yang orang miskin, menjadi korban KENEKATAN orang miskin juga.
Merindukan PETRUS, kata bapak dulu beberapa tahun paska gustafu itu semua harga melangit, kerja susah banyak bajingan kriminal, begal, maling, yang menjadi metamorfosis dari komunis. Dibasmi oleh pemerintah, orang-orang semacam ini tidak ada manfaatnya untuk negara. Duh, seandainya PETRUS ada lagi? Koruptor tobat masal di bulan ramadhan ini.
Saya hanya berharap semoga Beliau berdua rahimahumallah bersabar atas keadaan ini, dan mendapat rejeki yang barokah. Dan untuk maling ayam, bertobatlah kalian, jangan sampai keluargamu kau beri umpan dari barang haram. Karena segumpal daging yang kau berikan untuk anakmu akan menjadikan mereka seperti dirimu. Maling jamaah
Share artikel ini :
Untuk apa? untuk merayakan idul fitri.
Tragis, pagi tadi dapat kabar dari rumah kalau Ayam bangkok peliharaan orang tua di gasak maling semua, taksiran kerugian lumayan besar. Ibu sempat syok karena ayam ini satu-satunya buat jaga-jaga untuk menjelang Idul Fitri, membayar zakat dll. Masya Allah, saya menyadari keadaan orang tua saya yang miskin menjadikan keprihatinan yang mendalam. Bagaimana mungkin orang miskin mencuri di tempat orang miskin?
Saya jadi muak dengan dongeng-dongeng fiktif seorang pencuri yang dermawan, mencuri untuk membantu si miskin. Ah, itu dongeng bualan anak-anak dahulu. Tapi untuk jaman sekarang pencuri mana ada yang baik hati. Sekali mencuri tetaplah mencuri meski dengan alasan tidak punya uang untuk lebaran.
Memang beginilah keadaan negeri ini, jika mendekati lebaran. Apalagi orang-orang diatas saya begitu enakknya dapat parcel lebaran dengan Amplop segepok uang, PNS dengan tunjangan-tunjangan THR nya, lebaran dengan mobil dinas. Beda dengan kami yang orang miskin, menjadi korban KENEKATAN orang miskin juga.
Merindukan PETRUS, kata bapak dulu beberapa tahun paska gustafu itu semua harga melangit, kerja susah banyak bajingan kriminal, begal, maling, yang menjadi metamorfosis dari komunis. Dibasmi oleh pemerintah, orang-orang semacam ini tidak ada manfaatnya untuk negara. Duh, seandainya PETRUS ada lagi? Koruptor tobat masal di bulan ramadhan ini.
Saya hanya berharap semoga Beliau berdua rahimahumallah bersabar atas keadaan ini, dan mendapat rejeki yang barokah. Dan untuk maling ayam, bertobatlah kalian, jangan sampai keluargamu kau beri umpan dari barang haram. Karena segumpal daging yang kau berikan untuk anakmu akan menjadikan mereka seperti dirimu. Maling jamaah
Share artikel ini :
Comments
Post a Comment