Salafi Wahabi Teroris?
Jenggot, Cadar dan Celana Cingkrang bukan Wahabi Tapi Teroris?
Ada beberapa kubu yang memahami orang berjenggot/bercadar sesuai dengan kepemahaman masyarakat. Mungkin kaum sarungan itu akan mengecap wahabi karena menyinggung amaliyah-amaliyahnya bahkan mereka akan mengecap juga teroris.. sehingga kubu ini melihat orang bercadar, berjenggot, cingkrang sebagai kaum wahabi dan teroris.
Ada juga masyarakat yang awam, karena setiap hari yang ditonton adalah setan kotak yg bernama televisi. Disamping tidak faham agama, mereka juga tidak mengenal istilah-istilah wahabi, salafi, jahmiyah, khawarij apalagi istilah ISIS (kalau isis mungkin mereka mengira sedang sumuk/gerah)
Walaupun begitu ada juga masyarakat yang masih bisa mentoleril orang berjenggot dan cingkrang tapi tidak menerima wanita bercadar..
Kejadian kemarin, waktu saya ditolak tinggal dikampung karena istri bercadar bukan pertama kalinya. karena sebelumnya saya pernah merasakan yg lebih dahsyat dengn harus melibatkan Aparat .... Alhamdulillah saya selamat dr penggerebekan itu.
Secara singkat kejadiannya seperti ini:
Waktu saya masih bujang dan kerja di condong catur. Kebetulan ada teman senior (seorang ikhwan ngaji yg senior di UGM bahkan kalau saya sebut nama insyaAllah banyak yang kenal) yang meminta saya untuk menunggu rumah kontrakannya. Rumah Kontrakan yang super besar diperkampungan padat penduduk.
Kebetulan temanku ini mau menjenguk sekaligus memboyong istrinya yg berada di luar pulau jawa.
Akhirnya setiap malam saya tidur di rumah itu, habis subuh pulang balik ke kontrakan, menjelang isya' datang lagi ke rumah itu. Dan kadang kala teman-teman ikut tidur disana..
Sudah seminggu tinggal dikontrakan itu, membuat kami sempat was-was. Dan saya bilang ke teman, alangkah baiknya kita lapor RT dulu dan kita jelaskan kalau kita cuma diminta menjaga rumah tsbut..
Saya lupa hari apa waktu itu, kebetulan saya dan teman-teman sibuk ada keperluan selama 2 hari, jadi tidak sempat tidur dirumah tersebut..
Lusanya saya ngomong ke teman sekaligus ngajak untuk lapor ke pak RT..
Sebelum ke rumah pak RT kami transit dulu ke rumah kontrakan, alangkah kagetnya, ternyata pintu-pintu sudah di rantai dan di gembok yg berbeda dg kunci yg kami bawa. Saya memaksa masuk pagar, dan ingin mengecek pintu rumah.. saya tambah terkaget-kaget karena ada bekas pencongkelan dan gagang pintu yang baru.
Saya coba masukkan kunci, ternyata tetap tidak pas..
Kami akhirnya membiarkan rumah itu, mungkin nanti kita urus lagi.. Dan saatnya menuju ke rumah pak RT yang berjarak 200 meter dr rumah kontrakan..
Setelah kami sampai kerumah, kami memperkenalkan diri dengan bahasa jawa sebisanya karena ini yogya bung..
tatkala kami mengatakan bahwa kami yg tinggal di rumah bercat kuning itu, tiba-tiba pak RT langsung marah dan memotong pembicaraan kami..
"Oalahh mas-mas.. kalian yang tinggal disitu. tadi malam baru saja ada satu truk polisi dan pamong desa menggrebek rumah tersebut, untung saja kalian tidak ada."
Kami sempat terperanjak dan menunduk lesu.. dan memang serba salah..
Tapi kami melakukan pembelaan, "Injih ngapunten pak, kami ini cuma dipasrahi yg tinggal disitu untuk menjaga.."
Kemudian kami tanya ke pak RT lagi, "Apa sebelumnya Mas XX yang tinggal disitu tidak lapor panjengengan pak?"
"Loh jangankan lapor, lihat wajahnya saja kami tidak tahu mas.."
Sempat agak tegang, cuma kami faham orang jawa kalau di andab asor i itu akan berubah sikapnya. Kami meminta maaf yg sebesar-besarnya jika telah terjadi keresahan di masyarakat ini..
Pak RT dan kami secara otomatis menyalahkan Mr XX yang tinggal disitu tapi tidak srawung dan lapor ke RT,RW dan dukuh..
Disela-sela obrolan pak RT juga menyinggung-nyinggung masalah jenggot, cadar, cingkrang
Yang saya dengar intinya dr pak RT ini:
"Maaf mas, atas kejadian ini kami sebagai warga menolak jika ada orang yang bercadar dan celana cingkrang tinggal dikampung ini !!"
Note:
Comments
Post a Comment