Wahabi Kaku

Wahabi Kaku - Walaupun ada suasana tidak enak pulang kampung kemarin. Tapi saya ada sedikit cerita...

Waktu itu saya lihat sudah mendekati dzuhur, saya langsung ambil sepeda onthel dan mengajak wildan ke masjid. Melewati tetangga-tetangga yang matanya selalu tertuju pada kami..entahlah sepertinya saya bisa menebak apa yg mereka bicarakan setelah menatap kami. Bukan peramal, tapi saya tahu karakter mereka...dan aku tak pedulikan, yang penting bisa sampai ke masjid.

Setelah sampai di masjid ternyata tidak saya dapati orang. Hanya tengak-tengok jam, "apakah sudah adzan masjid ini , apa belum ya.." tapi saya masih yakin kalau masjid ini belum adzan dzuhur..

Mau saya adzani tapi takut, karena tempo hari adikku adzan disni di adzani lagi sama pak Kyai-nya. Akhirnya saya cuma duduk didepan tangga, nunggu orang datang,,siapa tahu ada yg mau adzan..

beberapa menit..alhamdulillah muncul pak Haji Hasan dari timur...langsung saya tanya beliau,"Sampun adzan dereng pak kaji?"

"dereng...monggo sampean adzani" kata pak haji

Rasa kikuk dan kaku hendak mau ambil mic masjid.. trauma beberapa kali adzan diadzani ulang. Apalagi di masjid ini tradisi setelah adzan ada puji-pujiannya..

Pak Haji terus menganggukkan kepala, pertanda agar saya segera adzan.. akhirnya saya benar-benar adzan..

Setelah selesai.. saya langsung maju ke depan sholat qabliyah.. dilama-lamain biar g diminta puji-pujian :v

Apalah daya, pak haji shalat sunnah nya juga lama 4 rakaat 2 kali salam

hening.. g ada puji-pujian...saya cuma tingak-tinguk kebelakang, moga ada orang datang ambil tuh mic..

Ehmm akhirnya datang juga 2 orang, eh tapi bukannya masuk ke masjid malah nongkrong di emper ckckck..

Terpaksa, saya kebelakang ambil mic... g puji-pujian sih, cuma langsung saya iqomati :) aman

Shalatlah kami bersama.. dengan shaf zig zag dan renggang bagai pulau jawa terpisah dengan pulau bali.

Setelah salam dan dzikir, qadarullah turun hujan lebat...berrrr.... mau pulang belum bisa..Akhirnya saya dan wildan duduk-duduk di emper...sambil nunggu hujan reda...

Tapi, ternyata agak jauh dibelakang saya pak Haji Hasan mengeluarkan buntelan tas kresek hitam bersama beberapa orang. Buntelan itu ternyata sebuah kitab yang dibagi-bagikan ke jamaah.. sepertinya jadwal rutin ngaji kitab di masjid ini...

Jiwa kewahabian saya muncul...... ikut kumpul g ya...ikut kumpul g ya..ikut kumpul g ya?

Entahlah... tiba-tiba saya gandeng adik saya Wildan.."Ayoo ikut ngaji.." kami menuju ke halaqah pak haji, kemudian saya ambil kitab yg tinggal sisa satu.. agak lupa-lupa ingat judul kitabnya "jami'ush shaghir.." atau apa gitu.. kitab berisi kumpulan hadis dengan tarjim arab pegon bahasa jawi..

Kebetulan bab yg dibahas adalah hadis kanjeng nabi yg berbunyi

إِنَّ رُوحَ القُدُسِ نَفَثَ فيِ رَوْعِي أَنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَكْمِلَ أَجَلَهَا وَتَسْتَوْعِبَ رِزْقَهَا فَاتَّقُوا اللهَ وَأَجْمِلُوا فيِ الطَّلَبِ وَلاَ يَحْمِلَنَّ أَحَدَكُمْ اِسْتِبْطَاءُ الرِّزْقِ أَنْ

kurang lebih artinya:
Sesungguhnya Ruhul Qudus (Malaikat Jibril) telah meniupkan wahyu ke dalam hatiku, bahwa suatu jiwa tidak akan mati sehingga dia menyempurnakan ajalnya dan mengambil seluruh rezekinya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan carilah rezeki dengan baik. Dan jangan sampai anggapanmu akan lambatnya rezeki mendorongmu untuk mencarinya dengan maksiat kepada Allah. Karena sesungguhnya apa yang di sisi Allah tidak akan bisa diraih kecuali dengan menaati-Nya.”

Alhamdulillah...setelah selesai halaqoh. Kami ngobrol sejenak dengan beliau dan para jamaah..

hujanpun reda... Illa liqo'

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Istri Selingkuh Saat Suami Bekerja, Petaka SMS dengan Lawan Jenis

Cerita Hot Bu Guru dengan Muridnya

Oknum Ustadz Menggoda Istri Orang