Karyawan Sales Rokok
Rokok Haram, Tapi Terbentur dengan Keadaan
Sebuah ibrah barusan setelah dari masjid ;
Tadi saya ke masjid untuk menunaikan sholat ashar kemudian saya ke tempat wudhu. Lalu saya berpapasan dengan seorang lelaki muda, dia berjenggot dan celana pas di mata kaki (tidak lebih).
Kemudian kami masuk menuju shof dan kebetulan kami berdampingan. Masya Allah gerakan tata cara sholatnya "nyunnah". Setelah salam saya agak bergeser kebelakang tapi tiba-tiba mata saya tertuju pada baju seragam orang tersebut, dibelakangnya tertulis "A*****" sebuah merek rokok terkenal. Dan saya baru tahu kalau orang yang berada disamping saya ini adalah seorang sales rokok.
Saya yakin sebagian friendlist FB akun ini sudah kenal ngaji dan mungkin jg ada seorang aktivis dakwah. Walaupun begitu mempunyai kadar ilmu yang berbeda-beda... betul g?
Saya ambil contoh dalam menyikapi rokok ada yang berpendapat haram mutlak baik pemakai, pembuat, dan pemasar.
Kadang walaupun kita mengingkari hukum rokok dengan keras tapi tidak berkutik ketika salah satu keluarga menjadi perokok. Paling ngedumel dalam hati bla bla bla...
Lalu apakah kita bisa memberi udzur jika mereka melakukan dengan terpaksa semisal sales rokok ini?
Kadang mereka tahu hukum rokok, tapi mereka tidak bisa berkutik dengan keadaan. Kalau kita tahu dari curhat mereka juga tersiksa dengan keadaan ini..perasaan takut, cemas dan lain-lain.
Contoh satu lagi tetanggaku yang sedikit-sedikit mengenal dakwah sunnah, dia begitu bimbang tatkala istrinya bekerja di pabrik G********m, dia bingung harus berbuat apa. Sementara dirinya kuli pembuat batu bata.
Semua itu tergantung dari kadar keyakinan...
Kita patut bersyukur jika bisa bekerja tanpa menyalahi aturan2 syariat
Comments
Post a Comment